DHARMASRAYA, PETISI.CO – Salah satu modal utama dalam mendukung upaya pembangunan yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan memberikan menghidupkan semangat partisipasi gotong royong setiap individu masyarakat, kata Wali Nagari Sungai Duo Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Ali Amran.
“Salah satunya bisa digelorakan dengan melestarikan budaya gotong royong melalui kegiatan Jumat Bersih yang sudah menjadi rutinitas bagi unsur Pemerintahan Nagari setempat, ” ungkapnya, Jumat (29/01/2021).
Giat tersebut, lanjutnya, dalam pelaksaannya dilakukan dengan berpindah-pindah lokasi setiap minggunya, hingga jelang memasuki waktu sholat Jumat, sehingga bisa menyentuh seluruh wilayah pemerintahan nagari itu.
Pada kegiatan kali ini, ulasnya, sasaran kegiatan royong dipusatkan dikawasan gedung serba guna Nagari Sungai Duo, melibatkan petugas Bhabinkamtibmas Polsek Sitiung, kepala jorong, para warga, perangkat nagari dan mahasiswa yang menyatu bahu membahu membersihkan, sampah, semak atau rumput liar di halaman sekitar gedung itu.
Menurutnya, budaya gotong royong mencerminkan kebersamaan dalam lingkungan masyarakat. Dengan gotong royong, warga mau bekerja secara bersama-sama untuk membantu orang lain atau untuk membangun nagari.
Kemudian, tambahnya, budaya gorong royong juga bisa difungsikan sebagai media memperat silaturahmi dan ruang-ruang diskusi antar warga demi memajukan kawasan lingkungannya dengan saling bertukar ide dan pendapat, sehingga kenyamanan serta ketertiban tercipta dengan sendirinya.
“Budaya gotong royong ini tidak hanya sebatas bersih bersih lingkungan, tapi juga dalam perencanaan pembangunan nagari. Semua warga diberikan hak untuk mengusulkan ide untuk terwujudnya Nagari Sungai Duo yang mandiri. Bahkan dalam pelaksanaan pembangunan yang menggunakan dana desa juga dilakukan secara swadaya atau bersama- sama,” terangnya.
Ali Amran mengatakan, gotong royong mengajari warga untuk rela berkorban. Pengorbanan tersebut bisa berbentuk apapun, mulai dari berkorban waktu, tenaga, pemikiran, hingga uang. Semua pengorbanan tersebut dilakukan demi kepentingan bersama. Masyarakat rela mengesampingkan kebutuhan pribadinya untuk memenuhi kebutuhan bersama.
“Sekecil apapun kontribusi warga dalam gotong royong, selalu dapat memberikan pertolongan dan manfaat untuk orang lain,” katanya.
Karena, lanjutnya, setiap program yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat.
“Pada era modernisasi seperti sekarang ini, prilaku sosial. Masyarakat cenderung mengarah pada sikap individualis. Nah, gotong royong dapat membuat warga kembali sadar jika dirinya adalah makhluk sosial yang pasti membutuhkan bantuan orang lain, ” tutupnya.